MAKASSAR| Dirien Ramang Mania, Moch Marwan Dengan Tegas Menolak Lanjutan Liga 1 2022-2023 Digelar Dengan Sistem Bubble Atau Terpusat.
Hal Ini Karena Klub Bakal Mengalami Kerugian Finansial.
Seperti diketahui, nasib Lanjutan Liga 1 2022-2023 hingga saat ini belum ada kepastian kapan bakal kembali bergulir.
Meski dalam pertemuan PT LIga Indonesia Baru (LIB) dengan pemilik klub telah disepakati ada tiga opsi terkait lanjutan Liga 1 musim ini.Tiga opsi untuk lanjutan kompetisi yakni tanggal 18 November, 25 November, dan 2 Desember 2022.
Walaupun sudah ada opsi lanjutan kompetisi, tetapi keputusan finalnya masih menunggu izin dari pemerintah.Tak hanya opsi tersebut ada beberapa hal yang juga dibahas dalam pertemuan beberapa waktu lalu.
Terdapat pilihan dan kemungkinan terburuk yakni kompetisi bisa bergulir tetap memakai format home-away.Tetapi tak menutup kemungkinan sistem bubble pun bisa diterapkan untuk lanjutan Liga 1.Hal ini karena untuk sistem atau format kompetisi dipastikan akan mengikuti terkait izin dari pemerintah.
Apakah kompetisi bisa digulirkan dengan skema awal yakni home away atau justru harus kembali seperti saat pandemi terpusat alias bubble.
Menanggapi hal ini, Marwan mengaku bahwa ia keberatan apabila Liga 1 digulirkan kembali dengan sistem bubble.
Menurutnya, musim lalu kompetisi digelar dengan format bubble karena masalah isu kesehatan dan itu memang yang utama.Akan tetapi, dalam situasi saat ini tentu saja itu bukan menjadi solusi untuk melanjutkan kompetisi.Dirjen Ramang Mania itu dipastikan menolak kompetisi berlangsung bubble.
Sebab ia menilai klub akan mengalami kerugian finansial secara besar.Tentu saja kerugian finansial dapat dirasakan klub dalam situasi ini karena pengeluaran akan semakin banyak.
Bahkan untuk bantuan juga tak akan berpengaruh banyak.Karena klub harus membayar sewa hotel setiap pertandingan hingga masalah sewa lapangan dan bus.Ditambah lagi apabila digelar terpusat pastinya tak akan ada dukungan dari suporter secara langsung.
Menurut Marwan atau yang akrab di sapa wanns itu sudah menjadi salah satu alasan kuat ia keberatan apabila kompetisi bergulir memakai sistem bubble.
“Saya pikir waktu main kembali dengan sistem bubble, semua tim berpeluang rugi secra finansial,” ujar Wanns.
“Mereka harus bayar hotel, makanan, sewa lapangan dan sewa bus. Terus tim akan main jauh dari dukungan suporter,” tuturnya.
Lebih lanjut, kompetisi saat ini memang masih terhenti.Namun, Dirjen Ramang Mania itu memilih tetap mengharap Isu Itu Tidak Membuat Persiapan PSM Makassar terganggu.
Wanns berharap para pemain tetap menjaga kondisi dan siap bertanding saat kompetisi bergulir nantinya.Saat ini PSM Makassar hanya bisa menunggu arahan dari PSSI di tengah ketidak jelasan kompetisi ini. Pastinya kami ingin segera kompetisi dilaksanakan kembali, kata Wanns.