Makassar | Antusiasme dunia futsal di Sulawesi Selatan kembali menggeliat. Asosiasi Futsal Provinsi (AFP) Sulawesi Selatan akan menggelar Pra Pekan Olahraga Provinsi (Pra Porprov) Futsal pada 14–20 Oktober 2025 di Gor Maesa Garkindo Arena, Makassar. Ajang ini menjadi salah satu agenda besar AFP Sulsel yang akan mempertemukan tim-tim terbaik dari berbagai kabupaten dan kota di seluruh provinsi untuk memperebutkan 10 tiket menuju Porprov 2026 yang akan digelar di Kabupaten Wajo dan Bone.
Kegiatan ini sejatinya diikuti oleh 22 daerah, namun Kabupaten Jeneponto telah mengonfirmasi tidak dapat berpartisipasi karena alasan internal. Dengan demikian, jumlah peserta resmi menjadi 21 tim yang akan dibagi ke dalam lima grup, di mana masing-masing dua peringkat teratas berhak melaju ke Porprov.
Sebagaimana diketahui, Kabupaten Wajo dan Bone telah mendapatkan tiket lolos otomatis ke Porprov 2026 melalui jalur tuan rumah. Dengan begitu, slot yang diperebutkan di ajang Pra Porprov kali ini berjumlah 10 tiket tersisa bagi kabupaten/kota lain di Sulawesi Selatan.
Sebelum pertandingan dimulai, AFP Sulsel telah menggelar drawing pembagian grup secara online dan disiarkan secara live pada Rabu, 9 Oktober 2025. Kegiatan ini dapat disaksikan secara terbuka, tidak hanya oleh perwakilan peserta, tetapi juga oleh seluruh pecinta futsal di Sulawesi Selatan. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk transparansi dan keterbukaan AFP Sulsel dalam pelaksanaan kompetisi resmi tingkat provinsi.
Ketua AFP Sulsel, Arianto Najib, mengatakan bahwa penyelenggaraan Pra Porprov tahun ini menjadi ajang yang sangat penting bagi perkembangan futsal di Sulawesi Selatan. Selain menjadi pintu menuju Porprov, kegiatan ini juga berfungsi sebagai sarana evaluasi bagi setiap daerah dalam menilai sejauh mana hasil pembinaan yang telah dilakukan.
“Pra Porprov bukan hanya soal siapa yang lolos, tetapi tentang bagaimana daerah membina pemain dan membangun tim secara berkelanjutan. Kami melihat perkembangan futsal di Sulawesi Selatan sudah semakin merata. Banyak daerah yang kini memiliki potensi luar biasa, baik dari sisi pemain maupun pelatih,” ujarnya.
Menurut Arianto, AFP Sulsel terus berupaya memperkuat tata kelola kompetisi futsal di tingkat daerah agar setiap turnamen berjalan profesional dan berkesinambungan. Ia menilai, semangat kolaborasi antara pengurus kabupaten/kota, pelatih, dan komunitas futsal menjadi faktor utama kemajuan olahraga ini di Sulsel.
“Futsal sudah berkembang pesat, bahkan hingga ke pelosok daerah. Ini membuktikan bahwa pembinaan tidak hanya terpusat di kota besar seperti Makassar, tetapi juga di kabupaten lain yang kini aktif mengirimkan tim-tim potensial,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris AFP Sulsel, Nursalam, menyampaikan apresiasinya terhadap semangat dan kesiapan daerah-daerah peserta. Menurutnya, kehadiran 21 tim dari berbagai kabupaten/kota menunjukkan bahwa futsal kini semakin diterima sebagai cabang olahraga unggulan di tingkat daerah.
“Kami melihat antusiasme luar biasa dari kabupaten dan kota. Hampir semua daerah melakukan seleksi dan persiapan serius untuk tampil di ajang ini. Ini menjadi bukti bahwa futsal sudah menjadi bagian penting dari pembinaan olahraga daerah,” ujarnya.
Namun, di tengah semangat besar itu, Nursalam juga tak menutupi rasa kecewa atas absennya Kabupaten Jeneponto dari daftar peserta resmi. Ia menilai Jeneponto selama ini memiliki potensi futsal yang cukup baik dan sering aktif dalam kegiatan AFP di tingkat regional.
“Kami cukup menyayangkan Jeneponto tidak ikut tahun ini, karena mereka sebenarnya punya potensi dan semangat pembinaan yang baik. Kami memahami setiap daerah memiliki pertimbangan masing-masing, tetapi kami berharap tahun depan Jeneponto bisa kembali berpartisipasi di event resmi AFP,” tuturnya.
Lebih lanjut, Nursalam menjelaskan bahwa hasil drawing grup menunjukkan persaingan yang akan berlangsung sangat ketat. Tidak ada grup yang bisa dianggap ringan, sebab sebagian besar tim memiliki kualitas yang merata dan pengalaman kompetisi yang cukup.
“Semua grup bisa dibilang grup neraka. Kekuatan tim-tim daerah sekarang sangat berimbang. Ini akan menjadi tontonan menarik dan juga ujian mental bagi para pemain muda yang ingin menunjukkan kemampuannya di level provinsi,” katanya.
Pra Porprov futsal Sulsel tahun ini juga diharapkan menjadi ajang pembuktian bagi daerah-daerah yang selama ini belum banyak berbicara di kancah provinsi. Beberapa kabupaten baru bahkan diprediksi bisa memberikan kejutan, terutama dengan munculnya talenta muda hasil pembinaan akademi lokal dan sekolah-sekolah futsal.
Selain berfungsi sebagai kualifikasi menuju Porprov, ajang ini juga menjadi sarana penting bagi AFP Sulsel dalam melakukan pemantauan terhadap pemain potensial yang bisa dikembangkan ke level lebih tinggi. AFP Sulsel berkomitmen untuk terus mendukung peningkatan kualitas kompetisi dan memperluas jaringan pembinaan hingga ke tingkat pelajar.
Arianto menegaskan bahwa AFP Sulsel ingin memastikan turnamen ini tidak hanya berjalan kompetitif, tetapi juga profesional dari sisi pelaksanaan. Mulai dari regulasi pertandingan, perangkat pertandingan, hingga aspek keamanan dan kenyamanan peserta menjadi perhatian utama panitia.
“Kami ingin menciptakan suasana kompetisi yang sehat dan profesional. Semua tim harus merasa bahwa mereka berkompetisi di level yang serius, dengan standar yang sama di seluruh kabupaten/kota. Karena dari sanalah kualitas futsal Sulsel akan semakin meningkat,” jelas Arianto.
Arianto berharap, dengan semangat sportivitas Pra Porprov Futsal 2025 menjadi momentum kebangkitan futsal daerah sekaligus wujud nyata dari pembinaan yang berkesinambungan. Turnamen ini diharapkan mampu melahirkan bibit-bibit baru yang kelak akan memperkuat tim-tim daerah maupun level nasional.
“Kami mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menyukseskan ajang ini. Mari kita jadikan Pra Porprov bukan sekadar kompetisi, tetapi juga wadah memperkuat persaudaraan dan semangat olahraga di Sulawesi Selatan,” tutup Arianto.