Gempa Bumi Maha Dahsyat Sasar Sulawesi

oleh -
Sumber BMKG

Uklikinfo.com – Sebagai negara kepulauan yang dikelilingi gunung berapi, wilayah di Indonesia sangat rawan terkena bencana seperti gempa bumi dan Tsunami. Hal ini bisa dilihat dari serangkaian bencana yang pernah terjadi. Salah satu yang terbesar adalah sapuan gelombang pasang yang menghantam Aceh pada 2004 silam. Peristiwa tersebut meninggalkan luka begitu dalam karena banyaknya jumlah korban yang meregang nyawa. Begitupun dengan yang terjadi di Palu september 2018 silam.

Salah satu gempa bumi besar adalah megathrust. Konon, inilah goncangan bumi maha dahsyat yang sanggup menimbulkan kerusakan hebat sekaligus mengundang datangnya gelombang Tsunami. Tak hanya itu, megathrust juga diperkirakan akan terjadi dan menghancurkan beberapa daerah di Indonesia dalam sekejap.

Dalam istilah ilmu bumi, kata ‘thrust’ yang dimaksud merujuk pada salah satu mekanisme gerakan lempeng bumi yang menimbulkan gempa dan memicu gelombang pasang atau Tsunami. Sederhananya, jika lempengan antar dua benua bertemu, maka akan terjadi sebuah bencana gempa yang disebut megathrust.

Pulau Sulawesi ternyata masuk dalam jalur gempa megathrust. Hal ini dikarenakan jalur megathrust Sulawesi Utara merupakan dampak arah lempeng Filipina yang bergeser ke arah selatan. Jalur ini terjadi akibat tumbukan lempeng samudera dengan benua yang membangkitkan gempa dengan skala yang besar.

Kepala Pusat Studi Kebencanaan Universitas Hasanuddin (Unhas), Adi Maulana mengatakan, untuk wilayah Sulawesi, titik megathrust ada di Sulawesi Utara.

“Skalanya bisa di atas 8 Skala Richter (SR) yang menghasilkan tsunami dengan ketinggian 10 meter lebih. Ada 16 segmen jalur gempa megathrust, yang melalui wilayah Selatan Sumatera, Selatan Jawa, termasuk wilayah utara Sulawesi,” urainya seperti yang dikutip dari Fajar.co.id.

Saat gempa megathrust terjadi, itu pun akan memengaruhi pergerakan atau patahan sesar yang ada di wilayah tersebut. Termasuk megathrust di Sulawesi Utara, jika bergerak dengan skala besar, akan mempengaruhi sesar di wilayah Sulawesi.

Beberapa sesar itu adalah Palu-Koro di Sulawesi Tengah, Sesar Walanae dan Matano di Sulsel. Pada dasarnya, patahan-patahan itu saling terhubung satu sama lain.

Hanya saja, kapan dampak itu terjadi, akan terasa sulit untuk diprediksi. Jika sesar bisa meredam besarnya energi dari dampak gempa megathrust, maka pergerakan sesar di sekitarnya tak akan terlalu besar.

“Kalau energi dari sesar yang lain sulit meredam, pastinya dampaknya juga besar. Cuma kapan dampak itu terasa, mungkin setelah gempa besar atau seminggu setelahnya. Seperti di Palu (September 2018 lalu), daerah lain merasakan beberapa kali gempa sepekan setelah bencana di wilayah itu,” paparnya.

Dampak untuk Sulsel secara langsung atas gempa megathrust tak akan terlalu besar. Baik itu tsunami maupun gempa. Hanya saja, pergerakan sesar Sulsel pasca gempa tersebut terjadi, bisa saja memberi dampak ke beberapa daerah di Sulsel.

Selain gempa megathrust, ada sesar atau busur Kepulauan Flores yang menurut Adi menjadi ancaman. Sesar yang menjadi penyebab gempa di Lombok itu bisa saja memberi dampak ke Sulsel. Ancamannya, yakni tsunami jika gempanya skala besar.

“Yang terancam area selatan seperti Selayar, Bulukumba, Bantaeng, Jeneponto, Takalar. Bahkan bisa sampai Makassar. Dampaknya sangat besar, menyebabkan tsunami dengan ketinggian 2 meter sampai 4 meter,” tambahnya. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.