Luwu – Suasana penuh semangat mewarnai Kantor Desa Tiromanda, Kecamatan Bua, pagi itu. Puluhan perempuan hadir dengan wajah antusias untuk menyambut langkah besar: pembukaan Sekolah Perempuan “Gerakan Dasawisma Tuntas Stunting (GENTAS)”. Jumat (19/9).
Program ini secara resmi dibuka oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Luwu, Hj. Kurniah Patahudding, A.Md. Acara ini bukan sekadar seremoni, melainkan bagian dari implementasi Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Direktorat Belmawa – Ditjen Diktiristek, Kemdikbudristek RI. Tahun 2025, UKM Abdimas STIKES KAMUS Arunika menjadi salah satu penerima hibah nasional tersebut, dengan Program GENTAS sebagai wujud nyata kontribusi mahasiswa dalam percepatan penurunan stunting.
Pembukaan semakin istimewa karena dihadiri berbagai tokoh dan pemangku kepentingan, antara lain Sekretaris TP PKK Luwu Dra. Hj. Nurlina, M.Si, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Rosnawary Basir, Camat Bua, Ketua TP PKK Kecamatan Bua, Kepala Puskesmas Bua, Kapolsek Bua, Ketua STIKES KAMUS Arunika, HrD PT SGS Luwu, hingga Tokoh Adat Maddika Bua, Andi Syaifuddin Kaddiraja Opu To Sattiaraja. Kehadiran mereka menegaskan bahwa perjuangan melawan stunting adalah tanggung jawab bersama.
Dalam laporannya, Azzahra, Ketua Tim PPK Ormawa, menjelaskan bahwa GENTAS tidak berhenti pada wacana, tetapi hadir dengan empat langkah konkret. Pertama, membentuk kader perempuan melalui sekolah ini sebagai agen perubahan di tingkat keluarga dan masyarakat. Kedua, memperkuat program DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting) dengan inovasi pangan lokal, seperti pemanfaatan daun kelor dan pengembangan kebun gizi. Ketiga, mendirikan Pojok Literasi Gizi Desa sebagai sarana edukasi dan sumber informasi bagi masyarakat. Terakhir, membentuk Forum Komunitas Peduli Gizi Keluarga yang berperan menjaga keberlanjutan program serta memperluas dampaknya di lingkungan sekitar.
Apresiasi datang dari berbagai pihak. Ketua TP PKK Kabupaten Luwu menyampaikan terima kasih karena kegiatan ini menjadi kontribusi nyata mahasiswa dalam mendukung program pemerintah menurunkan angka stunting. Ia juga mengingatkan peserta untuk mengikuti rangkaian sekolah hingga tuntas serta mengaplikasikan ilmu demi kesehatan keluarga.
Kepala Dinas Kesehatan Luwu menilai GENTAS sebagai model kolaborasi ideal yang menyatukan perguruan tinggi, pemerintah, masyarakat, dan perempuan sebagai motor penggerak keluarga sehat. Camat Bua berharap program ini bisa menjadi pilot project di desa-desa lain, sementara Maddika Bua Andi Syaifuddin Kaddiraja menekankan pentingnya mengintegrasikan kearifan lokal dalam setiap program kesehatan. “Kearifan lokal adalah kekuatan besar yang jangan pernah ditinggalkan,” ujarnya.
Setelah acara pembukaan, kegiatan berlanjut dengan Sekolah Komunitas yang akan berlangsung selama tiga hari. Metode pembelajaran tidak hanya berupa ceramah, tetapi juga diskusi, praktikum, dan praktik lapangan. Nantinya, para lulusan sekolah perempuan ini akan membentuk Forum Komunitas Peduli Gizi Keluarga dan mendapat pendampingan dalam menjalankan program. Tim juga akan bekerja sama dengan puskesmas serta perusahaan sekitar untuk mendukung keberlanjutan kegiatan hingga November 2025.
Dari Desa Tiromanda, lahirlah harapan baru. Sekolah Perempuan GENTAS membuktikan bahwa perubahan dapat dimulai dari desa, dari perempuan, dan dari semangat kebersamaan. Sebuah langkah kecil dengan mimpi besar: mewujudkan generasi Luwu yang sehat, cerdas, dan bebas stunting.