Palopo | Sejalan dengan perannya sebagai fasilitator, penguat, dan pemberdaya, Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Vokasi (Ditjen Diksi) melalui Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi [DAPTV], berupaya terus mengawal penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di Perguruan Tinggi (PT).
Salah satu arah kebijakan DAPTV dalam Pengelolaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di PT diarahkan untuk meningkatkan angka partisipasi dosen pendidikan tinggi vokasi dalam melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang bermutu. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kamus Arunika (STIKES KAMI), menugaskan 4 TIM Dosen Pengabdian kepada Masyarakat (TIM PkM) dan berhasil memenangkan 1 hibah Pengabdian Masyarakat Kompetitif Nasional, pelaksanaan tahun 2024, yaitu Pengabdian Hijau: Mengubah Sampah Menjadi Peluang, Skema Pemberdayaan Masyarakat Pemula, Bidang Fokus : Kemandirian Kesehatan. Lokus kegiatan PkM di Pondok Tahfizul Daarul Furqan, Palopo.
Ketua Tim PkM Abdi Hijau STIKES KAMI, Dr Djusmadi Rasyid (Jumat, 19/7) mengatakan sesuai dengan komitmen luaran kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), telah mendapatkan HKI Kementerian Hukum dan HAM, dari hasil karya ilmiah Booklet “Kompos Takakura Solusi Cerdas Dan Praktis Untuk Sampah Dapur”. Kedepannya, karya ilmiah berupa artikel kegiatan PkM akan dipublikasi pada Jurnal Nasional terakreditasi (SINTA).
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, capaian kinerja pengelolaan sampah yang dilakukan 310 Kabupaten/kota se-Indonesia, terdapat sampah tidak terkelola 36.47% (13,172,427.01 ton/tahun). Hal ini menunjukan sampah menjadi masalah yang serius diperhatikan, untuk menghindari masalah sosial dan akibat yang ditimbulkannya. Sebaliknya, akan menjaga keberlanjutan lingkungan dan terjaganya kesehatan lingkungan dan Masyarakat. Maka dibutuhkan partisipasi dari semua komponen masyarakat menghadapi persoalan sampah.
“Melalui pengabdian hijau, kita tidak hanya belajar untuk menjaga lingkungan, tetapi juga memahami bahwa di balik setiap limbah, ada potensi dan peluang yang bisa dimanfaatkan. Transformasi sampah menjadi sumber daya yang bernilai bukan hanya mendukung keberlanjutan, tetapi juga membuka jalan bagi inovasi dan kreativitas di masa depan. Dengan semangat kebersamaan, mari kita terus bergerak maju, mengubah tantangan menjadi solusi demi bumi yang lebih bersih dan masa depan yang lebih cerah.”. Ucap Dr Djusmadi.