Berpotensi Sebabkan Kerusakan Dan Bencana Alam, PT Masmindo Didesak Tutup

oleh -
Maksum Runi

Uklikinfo.com, Luwu | Perusahaan tambang emas di Latimojong, Kabupaten Luwu, PT Masmindo Dwi Area didesak agar segera ditutup.

Pasalnya, selain belum memberikan kontribusi kepada daerah, perusahaan yang telah 40 tahunan melakukan pengambilan sampel itu, ditakutkan menjadi penyebab banjir bandang, akibat aktivitas tambang.

“PT Masmindo ini telah 40 tahunan melakukan eksplorasi, dan hingga kini belum juga ke tahap produksi atau eksploitasi. Sehingga kontribusi ke daerah tidak ada. Lebih baik ditutup saja,” ujar salah seorang aktivis asal Luwu, Maksum Runi. Selasa (4/8).

Belum lagi, kata dia, dampak dari aktivitas tambang itu membuat warga yang ada di hilir terancam banjir bandang yang rawan terjadi.

Perusahaan tersebut telah mengantongi izin Amdal yang terbit pada Tahun 2017, dan merencanakan pembangunan Pabrik pengolahan emas pada tahun 2021 dan direncanakan sudah berproduksi di 2023.

Secara umum Proyek Plan PT Masmindo di Latimojong itu memiliki luas area tambang sebesar 14.396 Ha, material olahan direncanakan sebanyak 3,5 juta ton per tahun, proses pemisahan emas dari batuan menggunakan larutan Sianida, dan akan dibangun kolam penjernihan air limbah di daerah Kande Api, Desa Ranteballa, sebelum airnya terbuang ke Sungai. serta akan merelokasi penduduk setempat yang berada didalam area penambangan.

Perusahaan tambang dimanapun akan berdampak pada kerusakan alam yang luar biasa, dampak ekonomi juga tidak signifikan bertumbuh dan luas.

“Berapapun inkam yang dihasilkan PT Masmindo, yang nikmati hanyalah pihak Masmindo itu sendiri bukan rakyat Luwu”. Ucap Maksum

Maksum Runi, juga membeberkan potensi kerusakan yang terjadi kedepan jika PT Masmindo beroperasi yaitu kerusakan alam di wilayah Latimojong-Bastem, exploitasi alam secara besar-besaran yang akan mencemari lingkungan, baik udara maupun sumber air

“Kita khawatirkan sumber air baku PAM Luwu di sungai Bajo yakin akan tercemar, sangat berpotensi mengakibatkan bencana banjir dan longsor karena seluruh sungai di Luwu seperti di Bua, Noling, Bajo-Belopa dan sungai Cimpu hulunya di Pegunungan Latimojong-Bastem”. Terang Maksum

Ia melanjutkan bahwa teori apapun yang digunakan pihak perusahaan susah diterima akal sehat terkait ancaman pencemaran dan kerusakan lingkungan. (Rls)

No More Posts Available.

No more pages to load.