POSO, | Sejarah Tanah Luwu memiliki akar yang mendalam, jauh sebelum pemerintahan Hindia Belanda, sebagai kerajaan yang menguasai Kolaka dan Poso di Sulawesi dengan nama La Galigo dan Sawerigading. Dianggap sebagai kerajaan tertua di Sulawesi, Luwu menjadi cikal bakal bagi raja-raja di pulau tersebut.
Pentingnya Luwu dalam sejarah Sulawesi tercermin pada peristiwa heroik pada 23 Januari 1946, yang kini diperingati setiap tahun sebagai hari perlawanan Rakyat Luwu.
Peringatan Hari Jadi Luwu ke-756 dan Hari Perlawanan Rakyat Luwu Ke-78 tahun 2023 memiliki kesan tersendiri bagi komandan Distrik Militer (Dandim) 1307 Poso.Letkol Inf Hasroel Tamin yang merupakan putra daerah asal Kota Palopo.
Dirinya menuturkan jika momentum HPRL dan HJL tahun ini dapat dimanfaatkan untuk memperkuat sinergitas dan persaudaraan bagi seluruh elemen masyarakat Luwu Raya.
“Momentum Hari Jadi Luwu ke-756 dan Hari Perlawanan Rakyat Luwu Ke-78 kita harapkan sebagai instrumen bagi generasi muda mengenang pejuang di tanah Luwu yang mempertahankan Republik Indonesia,” Kata Dandim 1307/Poso Letkol Inf Hasroel Tamin, Selasa (23/01/24).
Dengan berjalan sudah 78 tahun, peringatan hari perlawanan Rakyat Luwu tetap diabadikan oleh generasi baru, menunjukkan keberlanjutan makna dan warisan sejarah yang masih relevan dalam kehidupan mereka.
“Kita harus bersyukur dan menghargai perjuangan dan pengorbanan masa lampau, karena melalui usaha mereka, kita kini menikmati warisan yang berharga dan dapat hidup di salah satu daerah strategis di Pulau Sulawesi,” Ujarnya.